Rabu, 29 April 2009

APAKAH HARAPAN ITU MASIH ADA?

Krisis keuangan global yang saat ini sedang melanda semua kalangan masyarakat dengan pelbagai macam bentuk dan efek negatifnya; pemilu di Indonesia yang hingga saat ini masih kental dengan praktek-praktek money politik yang pada gilirannya menggiring pelbagai kebijakan pemerintahan yang tidak memihak pada rakyat; kondisi real masyarakat sipil Indonesia yang semakin hari semakin memperlihatkan gejala apatisme dan pesimisme terhadap segala daya upaya pembenahan dan pembaharuan kondisi negara dan pemerintahan Indonesia; semuanya ini merupakan gambaran yang sangat nyata bahwa poros-poros kehidupan bangsa dan negara Indonesia saat ini tidak lagi kokoh kuat. Bahkan mungkin tidak bisa diandalkan lagi.
Beberapa pakar ketika berbicara mengenai kondisi nyata Indonesia, menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia saat ini sudah seperti kerumunan massa yang terombang-ambing, tanpa arah yang jelas hendak ke mana. Lantas apa yang harus kita lakukan dalam situasi seperti itu? Masihkan kita bisa berharap dalam situasi semacam itu? Berikut ini ada cuplikan singkat tentang dialog lilin.
Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.... Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Persahabatan. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku. Untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Dengan sedih giliran lilin ketiga bicara: “ Aku adalah Cinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga. Tanpa terduga... Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Eh.. apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia menangis tersedu-sedu... Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: “Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya” Karena Aku adalah : “HARAPAN” Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya. Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita.... dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apa pun mampu menghidupkan kembali Damai, Persahabatan, Cinta dengan HARAPAN-nya!!!