Kamis, 28 Agustus 2008

BERSYUKUR

Bersyukur. Sebuah cetusan sikap batin yang tidak memerlukan syarat apapun ketika manusia berada dalam perjalanan "sukses", bahagia, harmonis, damai, dan semacamnya. Sebaliknya, bersyukur merupakan cetusan sikap yang menuntut dan meniscayakan pemaknaan dan perhelatan yang berat ketika manusia berada dalam situasi "jatuh", gagal, kecewa, sakit, menderita, dan seterusnya. Dalam situasi semacam ini, ungkapan yang sangat lazim keluar dari hati dan pikiran manusia bukanlah "syukur", melainkan kemarahan, umpatan, kebencian, pemberontakan, dan seterusnya. Jelas bahwa sikap-sikap ini merupakan representasi situasi batin yang bertolak belakang dengan skema "syukur". Dikatakan bertolak belakang karena bersyukur adalah sikap yang mengandaikan hati yang lepas bebas, dan bukan hati yang mengumpat. Bersyukur adalah disposisi yang mengandaikan pengampunan, dan bukan hati yang marah. Bersyukur adalah sikap batin yang mengandaikan kasih-cinta, dan bukan hati yang membenci. Bersyukur adalah suasana batin yang dipenuhi dengan rasa terima kasih, dan bukan hati yang menggugat dan memberontak. Bersyukur adalah sikap hati yang mengandaikan keterbukaan dan penerimaan, dan bukan hati yang kecewa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar