Kamis, 28 Agustus 2008

KEBEBASAN

Kebebasan pada dasarnya adalah sebuah ilusi! Sebab sejak kita dilahirkan hingga mati, manusia itu tidak pernah memiliki kebebasan? Kita dilahirkan didunia bukan berdasarkan pilihan maupun keinginan kita, melainkan hanya sekedar pilihan dan keinginan Sang Pencipta, bahkan kalau kita jujur tidak ada setan atau manusia satupun juga di dunia ini yg pernah mengharapkan kelahiran Anda, Anda lahir ini karena kebetulan azah dgn tanpa makna dan tujuan yg jelas!
Renungkanlah: Apakah Anda bisa memilih agar bisa dilahirkan melalui rahimnya Bunda Maria ato Ratu Elisabeth? Apakah Anda bisa memilih agar dilahirkan di Amsterdam ato di New York? Apakah Anda bisa memilih tgl dan waktu kelahirkan Anda? Dan apakah Anda bisa memilih tgl dan hari kematian Anda? Apakah Anda punya hak pilih untuk bisa hidup sehat terus? Tidak, sebab semuanya ini sudah diatur dari sono!
Tiap anak ingin memilih untuk bisa hidup senang dan bisa memilih sekolahan yg bergengsi, tetapi apa daya kalho kita dilahirkan jadi anaknya si Acun tukang bakso yg kere? Saya ingin memilih punya istri yg bahenol seperti Jennifer Lopez ato Miss Universe tetapi sayangnya yg dipilih kagak mau ama gue! Jadi hak memilih gue itu terbatas hanya untuk lingkungan janda2 tue yg kagak laku azah!
John Locke (1632-1704) berpendapat, seorang anak yg baru lahir itu diumpamakan sebagai 'sehelai kertas putih yg belum ditulis apa-apa, keadaannya putih bersih'. Keadaan sekelilinglah terutamanya pendidikan dan pengalaman yg diterimanya yg menentukan apa yg akan terjadi kepadanya. Teori beliau ini dikenali sebagai 'tabula rasa'. Tetapi teori ini tidak benar 100%, sebab setiap bayi yg dilahirkan di dunia ini telah dibekali oleh Sang Pencipta dgn IQ, bakat, selera maupun sifat!
Selera, sifat, bakat maupun emosi kitalah yg sebenarnya mempengaruhi semua pilihan kita itu, kalau Anda sudah diberi sifat homo dari sononya, pasti Anda tidak akan memilih Jennifer Lopez, jadi sebenarnya freewill ato kebebasan hak memilih itu ora ono, sebab pilihan tiap manusia di dunia ini sudah di setir dan di kemudikan sejak kita lahir melalui sifat maupun selera yg diberikan dari atas!
Renungkanlah apabila Anda senang makanan yg manis2, apakah Anda akan memilih makanan yg asin? Tentu tidak! Pertanyaan siapa yg memberikan kepada Anda selera sehingga Anda senang makanan yg manis? Sang Pencipta! Jadi hak bebas untuk memilih itu ternyata sudah di MANIPULASI terlebih dahulu dari atas! Seperti juga jarum kompas, ia tidak akan bisa berubah untuk menunjuk ke selatan, karena magnetnya ada di utara, begitu juga dgn hak pilih Anda, ini semuanya sudah DIATUR dari atas melalui sifat maupun selera Anda! Maka dari itu hasil output pilihannyapun sudah bisa di pastikan sebelumnya!
Masih belum percaya juga! Apa artinya kata cantik? Kalau gue senang gadis yg gembrot ala Big Mama, pasti gue akan memilih gadis yg berat badannya diatas 100 kg, kenapa demikian? Karena selera yg dibekali dari atas sudah begitu, maka sudah pasti gue tidak akan memilih gadis yg kurus kerempeng, jadi kesimpulannya hak memilih gue itu, sebenarnya udah diprogram ato udah dimanipulasi terlebih dahulu sejak lahir oleh Sang Pencipta!
Orang tua Anda maupun tempat di mana Anda dilahirkan ini semuanya sudah ditentukan oleh yg diatas, jadi secara otomatis lingkungkan Anda pun telah ditentukan sebelumnya oleh Sang Pencipta, pasti Anda tidak akan memilih makanan "Babi Guling" kalho Anda dilahirkan dan dididik di Saudi Arabia, walaupun Anda sedang berlibur di Bali.
Jadi secara gamblangnya Sang Pencipta telah membekali kepada tiap manusia, sejak kita lahir, shopping list, berupa selera, bakat, emosi dsb-nya dan berdasarkan shopping list inilah nantinya juga kita akan menentukan pilihannya, disamping itu bukan hanya sekedar shopping list saja yg telah diberikan oleh Sang Pencipta, melainkan juga tempat ato ruang lingkup, di mana Anda bebas belanja untuk memilih, yg kebenaran lahir dan gede ditengah hutan Papua, jangan harap akan mempunyai pilihan ato belanja di Rodeo Drive - Holywood ato di 5th Av. - New York. Maka dari itu freewill itu hanya sekedar ilusi dan impian saja untuk me-nina bobokan manusia yg geblek2 agar bisa menambah nilai Pe-De!
Kebebasan memang persoalan yang akan tetap menjadi persoalan sepanjang hidup manusia. Saya katakan demikian karena sepanjang sejarah perkembangan hidup manusia, soal-soal yang berkaitan dengan kebebasan manusia selalu mencuat, baik dalam konteks pergulatan disiplin ilmu maupun dalam lingkungan kehidupan praktis.
Pertanyaan yang selalu menjadi pusat perdebatan sebenarnya hanya satu, yaitu “benarkah manusia itu bebas?” Nah, mereka yang menganut paham kebebasan akan bersikokoh mengatakan bahwa manusia itu bebas. Namun mereka yang berdiri dalam posisi aliran yang menolak kebebasan juga akan mengklaim bahwa sebenarnya kebebasan manusia itu hanya ilusi. Dengan kata lain kebebasan manusia itu tidak ada. Bagaimana dengan kita? Apakah kita yakin bahwa kita adalah manusia yang bebas?


Dari:
1. Agus Setyono, Kebebasan Manusia Di Hadapan Determinismen-Determinisme, STFT Widya Sasasan, 2000
2. Mang Ucup; Saturday, Jun/15/2002 -- ParokiNet Online


1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus